بسم
الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini pembahasan tentang adab mengucapkan
salam, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas
karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Dalil disyariatkan mengucapkan salam dan keutamaannya
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan kita
mengucapkan salam, Dia berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا
غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ
خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki
rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat."
(Terj. QS. An Nuur: 27)
فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنفُسِكُمْ
تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ
لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
"Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah
(ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi
salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang
diberi berkah lagi baik." (Terj. QS. An Nuur: 61)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga
memerintahkan kita mengucapkan salam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ
نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَام
"Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makan kepada
orang lain, shalatlah di malam hari ketika manusia sedang tidur, niscaya kalian
akan masuk surga dengan sejahtera." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi,
dishahihkan oleh Al Albani)
لَا تَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan
kalian tidak akan mencapai keimanan (sempurna) sampai kalian saling mencintai.
Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan, maka kalian akan
saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)
Imam Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari
Imran bin Hushain, ia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ،
فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «عِشْرُونَ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ،
فَقَالَ: «ثَلَاثُونَ»
Pernah seseorang datang kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan berkata, "Assalamu 'alaikum, " lalu Beliau
menjawab salamnya, kemudian ia duduk. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Sepuluh (kebaikan)." Kemudian datang lagi yang lain dan
berkata, "Assalamu 'alaikum wa rahmatullah," lalu Beliau menjawab salamnya,
kemudian ia duduk. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dua
puluh (kebaikan)." Kemudian datang lagi yang lain dan berkata,
"Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wabarakatuh," lalu Beliau menjawab
salamnya, kemudian ia duduk. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tiga puluh (kebaikan)." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al
Albani)
Mengucapkan salam adalah hak seorang muslim atas muslim lainnya
Ibnu Abdil Bar dan ulama lainnya menyebutkan, bahwa memulai
mengucap salam itu sunnat, namun menjawabnya wajib. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
حَقُّ المُسْلِمِ
عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ،
وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab
salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan
mendoakan orang yang bersin." (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga
pernah ditanya oleh seseorang tentang ajaran Islam yang paling baik (paling
banyak manfaatnya), Beliau menjawab,
تُطْعِمُ
الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
"Engkau beri makan (orang lain) dan mengucapkan salam
kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal." (HR. Bukhari
dan Muslim)
Demikian pula wajib hukumnya menjawab salam baik
diucapkan secara langsung maupun melalui tulisan, dan baik kita melihat orang
yang menyampaikan salam maupun tidak. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,
يَا عَائِشُ، هَذَا
جِبْرِيْلُ
يُقْرِئُكِ السَّلاَمَ
"Wahai 'Aisy…! Ini Jibril menyampaikan salam
kepadamu."
Maka Aisyah menjawab –sedangkan ia tidak
melihatnya-, "Wa 'alaihis salam wa rahmatullah wa barakaatuh."
(Muttafaq 'alaih)
Adab mengucapkan salam
Dalam mengucapkan salam ada beberapa adab yang
perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Berpegang dengan tahiyat
Islam (lafaz penghormatan yang sesuai ajaran Islam).
Tahiyat Islam ini adalah ucapan salam; dimana
lafaz yang pendeknya adalah "As Salaamu 'alaikum"[1], sedangkan lafaz yang
panjangnya adalah "As Salaamu 'alaikum warahmatullah wa barakaatuh,"
(artinya: salam atas kamu, demikian pula rahmat Allah dan keberkahan-Nya). Dan
tidak boleh menggantinya dengan lafaz-lafaz yang lain, seperti selamat pagi,
selamat siang, selamat sore, dsb. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
خَلَقَ اللَّهُ
آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا، ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ
مِنَ المَلاَئِكَةِ، فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ، تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ،
فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَقَالُوا: السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّه
"Allah menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta, selanjutnya
Dia berfirman, "Pergilah dan ucapkanlah salam kepada para malaikat itu dan
dengarkanlah ucapan salam mereka kepadamu yang akan menjadi ucapan salammu dan
anak keturunanmu." Adam berkata, "As Salamu 'alaikum." Maka para
malaikat menjawab, "Wa 'alaikumus salam wa rahmatullah." (HR.
Bukhari dan Muslim)
2. Mengawali salam sebelum
bercakap-cakap.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
وَخَيْرُهُمَا الَّذِي
يَبْدَأُ
بِالسَّلاَمِ
"Dan yang terbaik dari dua orang itu adalah yang memulai
mengucapkan salam." (HR. Muslim)
3. Tetap mengucapkan salam
meskipun baru berpisah sejenak
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا لَقِيَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ فَإِنْ
حَالَتْ بَيْنَهُمَا شَجَرَةٌ أَوْ حَائِطٌ أَوْ حَجَرٌ ثُمَّ لَقِيَهُ
فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ .
“Apabila
salah seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya, maka ucapkanlah salam
kepadanya. Jika dihalangi pohon atau dinding atau batu, lalu bertemu kembali,
maka ucapkanlah salam kepadanya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Baihaqi dalam Asy
Syu’ab, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’
no. 789).
4. Berjabat tangan dan
bersenyum
Sebagai tambahan penyempurna ucapan tahiyat
adalah seseorang berjabat tangan dengan saudaranya yang muslim sambil
bersenyum. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ
يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidak
ada dua orang muslim yang bertemu, lalu saling berjabat tangan kecuali
dosa-dosanya akan diampuni sebelum keduanya berpisah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan Adh Dhiya', dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul
Jami' no. 5777)
تَبَسُّمُكَ
فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ
صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ
لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُكَ الحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ
وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ
أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
"Senyummu kepada wajah saudaramu adalah sedekah, amar
ma'ruf dan nahi munkar yang engkau lakukan
adalah sedekah, engkau menunjuki orang yang tersesat jalan adalah sedekah,
penuntunanmu kepada orang yang buta adalah sedekah, engkau menyingkirkan batu,
duri, dan tulang dari jalan adalah sedekah, dan engkau menuangkan timba ke
bejana saudaramu adalah sedekah." (HR. Bukhari dalam Al Adab,
Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami' no. 2908)
5. Anak muda mengucapkannya kepada orang
tua, orang yang lewat kepada orang yang
duduk, dst.
Hendaknya dalam mengucapkan salam, anak
muda mengucapkannya kepada orang tua, orang yang menaiki kendaraan mengucapkan
kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kepada yang duduk dan yang sedikit
kepada yang banyak sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قََالَ رَسُولُ اللَّهِ r لِيُسَلِّمْ اَلصَّغِيرُ عَلَى اَلْكَبِيرِ,
وَالْمَارُّ عَلَى اَلْقَاعِدِ, وَالْقَلِيلُ عَلَى اَلْكَثِيرِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ
لِمُسْلِمٍ: وَالرَّاكِبُ عَلَى اَلْمَاشِي ).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya anak muda mengucapkan salam
kepada orang tua, orang yang lewat kepada orang
yang duduk, orang yang sedikit kepada orang yang banyak. (HR. Bukhari
dan Muslim, sedangkan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Dan orang yang menaiki
kendaraan kepada orang yang berjalan.”)
Mengucapkan salam kepada kaum wanita
Seorang laki-laki muslim boleh mengucapkan
salam kepada sekumpulan wanita, demikian pula kepada seorang wanita jika
dirinya merasa aman dari fitnah. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Asma' binti
Yazid radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah melewati kami ketika berada dalam kumpulan wanita, lalu Beliau mengucapkan
salam kepada kami." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani)
Namun ingat, tidak boleh bagi laki-laki
berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
إِنِّي لاَ
أُصَافِحُ النِّسَاءَ
"Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan
wanita." (HR. Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al
Albani dalam Shahihul Jami' no. 2513)
Mengucapkan salam kepada anak-anak
Seorang muslim yang dewasa disukai mengucapkan
salam kepada anak-anak untuk menunjukkan rasa cinta dan sayang kepada mereka.
Anas radhiyallahu 'anhu mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam apabila melewati anak-anak mengucapkan salam kepada mereka (HR. Muslim).
Mengucapkan salam kepada jamaah
Imam Ahmad dan Baihaqi meriwayatkan dari Ali
radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
يُجْزِئُ عَنْ
اَلْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ, وَيُجْزِئُ عَنْ
اَلْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ
“Cukup
untuk sebuah rombongan orang jika lewat, yang mengucapkan salam adalah salah
seorang di antara mereka. Demikian pula cukup untuk rombongan orang, yang
menjawab salam adalah seorang di antara mereka.” (Hadits ini dinyatakan hasan
karena syahid-syahidnya oleh Syaikh Sumair Az Zuhairiy dalam tahqiqnya
terhadap kitab Bulughul Maram)
Mengucapkan salam ketika masuk ke rumah kosong
Apabila
kita masuk ke rumah kosong disunatkan juga mengucapkan salam, namun ucapannya
adalah:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ
“Semoga salam dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba
Allah yang saleh.”
Dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar
berkata, "Apabila seseorang masuk ke rumah yang tidak dihuni, hendaknya ia
mengucapkan, "Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillahish shaalihiin."
(HR. Bukhari dalam Al Adab, dan dishahihkan oleh Al Albani)
Mengucapkan salam ketika bertemu dan berpisah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى
الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ ثُمَّ إِذَا
قَامَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتِ الْأُوْلَى أَحَقُّ مِنَ الْآخِرَةِ
“Apabila
salah seorang di antara kamu tiba di majlis, maka hendaknya ia mengucapkan
salam. Jika hendak duduk, maka silahkan duduk. Kemudian apabila dia bangun, maka
hendaklah ia mengucapkan salam, karena salam yang pertama tidaklah lebih berhak
daripada salam yang terakhir.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Hakim dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami'
no. 400).
Beberapa kondisi yang sebaiknya tidak diucapkan salam
Ada beberapa keadaan yang sebaiknya seseorang
tidak diucapkan salam ketika itu, yaitu: ketika seseorang berada dalam wc atau
kamar mandi, ketika seseorang sedang buang air, ketika seseorang sedang shalat, ketika khutbah Jum'at
berlangsung, ketika sedang berdoa dan berdzikr, dan ketika sedang membaca Al
Qur'an.
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Al Qur'anul Karim, Kitab-kitab hadits, Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah
Haditsiyyah Mushaghgharah, Subulussalam (Imam Ash Shan'ani), Bulughul
Maram (tahqiq Sumair Az Zuhairi), Modul Fiqh (penulis), dll.
[1] dengan bentuk jamak (banyak) agar mengena kepada orang yang
diucapkan salam dan mengena pula kepada malaikat yang di dekatnya. Yang
sempurna adalah menambahkan “Wa rahmatullahi wa barakaatuh”. Dan dianggap sah
mengucapkan salam dengan “As Salaamu ‘alaika” atau “Salaamun ‘alaika”
dalam bentuk mufrad (tinggal). Namun makruh memulai memberi salam dengan ucapan
“Alaikumus salaam”, karena hal itu adalah salam untuk orang-orang yang sudah
wafat (sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Juray Al Hujaimiy).
No comments:
Post a Comment