بسم
الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut
ini pembahasan lanjutan tentang adab bekerja, semoga Allah Azza wa Jalla
menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma
aamin.
Adab-adab bekerja
7.
Bersikap tawadhu' (rendah hati)
Sombong dalam segala perkara adalah
tercela. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ
كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak akan masuk surga orang yang memiliki kesombongan
dalam hatinya meskipun seberat dzarrah (debu)." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, hendaknya setiap
pimpinan bertawadhu' kepada bawahannya, dan bawahan kepada pimpinannya.
Cukuplah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan yang baik
bagi kita dalam hal ini, Beliau tidak segan membantu para sahabatnya yang
bekerja dan membantu istrinya di rumah.
عَنِ
الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا مَا كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي الْبَيْتِ قَالَتْ
كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ *
Dari Al Aswad bin Yazid ia berkata: Aku
pernah bertanya kepada Aisyah, “Apa yang biasa dilakukan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam di dalam rumahnya?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu
pekerjaan istrinya. Ketika azan tiba, Beliau keluar (untuk shalat).” (HR.
Bukhari)
8.
Pekerjaannya tidak membuatnya lupa
beribadah
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman
memuji mereka yang tidak dibuat lalai oleh perniagaan dan bisnisnya dari
beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,
رِجَالٌ لَّا
تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ
وَالْأَبْصَارُ-لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن
فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi goncang.-- (Meraka mengerjakan yang demikian itu)
agar Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah menambah karunia-Nya kepada
mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
batas." (QS. An Nuur: 37-38)
Oleh karena itu, ketika azan
dikumandangkan, maka mereka tinggalkan perniagaan dan bisnisnya karena hendak
mencari karunia Allah yang lebih besar di akhirat.
9.
Tugas adalah amanah (kewajiban) yang
harus ditunaikan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنْ
ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
"Tunaikanlah amanah kepada orang yang mengamanahkan
kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianatimu." (HR. Bukhari
dalam At Tarikh, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim, Daruquthni, Adh Dhiya',
Thabrani dalam Al Kabir, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami' no. 240)
10. Tidak
menuntut hak sedangkan kewajiban diremehkan.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَيْلٌ
لِّلْمُطَفِّفِينَ -الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُواْ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ -وَإِذَا
كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,--(yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi,--Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi." (QS. Al Muthaffifin: 1-3)
Ayat ini meskipun zhahirnya mengenai
orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan, namun terkena pula kepada
mereka yang mau dipenuhi haknya namun kewajibannya dia tinggalkan.
11. Menjauhi
usaha yang haram
Usaha yang haram ini misalnya menjual
minuman keras, narkoba, patung, babi, dan barang haram lainnya. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ
وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْمَيْتَةَ وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْخِنْزِيرَ وَثَمَنَهُ
"Sesungguhnya Allah mengharamkan arak dan harganya, Dia
mengharamkan pula bangkai dan harganya, serta mengharamkan babi dan
harganya." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani)
12. Tidak
melakukan kecurangan
Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah melewati seorang yang menjual makanan, lalu Beliau memasukkan
tangannya ke dalam makanan itu, dan ternyata makanan itu telah dicurangi, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ غَشَّ»
"Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan
kecurangan." (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani)
13. Jujur
apa adanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
البيِّعان بِالْخِيَارِ مَا
لَمْ يَتَفَرَّقَا. فَإِنْ صَدَقَا وبيَّنا: بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا. وَإِنْ
كَذَبَا وَكَتَمَا: مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
"Dua orang penjual dan pembeli
berhak khiyar selama belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menerangkan
keadaan yang sebenarnya, maka akan diberikan berkah pada jual belinya, tetapi
jika keduanya berdusta dan menyembunyikan, maka akan dicabut berkah dari jual
beli keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Tidak
bersumpah palsu untuk melariskan barang dagangan
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ
يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلَئِكَ لاَ
خَلاَقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللّهُ وَلاَ يَنظُرُ
إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan)
Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit (harta dunia), mereka
itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat
dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih."
(QS. Ali Imran: 77)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
الحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ،
مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
"Sumpah (palsu) melariskan dagangan namun mencabut
keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
15. Membayarkan
upah kepada pekerja
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ثَلاَثَةٌ
أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ
حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ
يُعْطِهِ أَجْرَهُ
Allah Ta'ala berfirman, "Ada tiga
orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari Kiamat; (1) seorang yang berjanji
dengan nama-Ku lalu ia mengingkari, (2) seorang yang menjual orang merdeka lalu
ia memakan hasil penjualannya, dan (3) seorang yang mengangkat pekerja, lalu ia
meminta upahnya, namun tidak diberikan." (HR. Bukhari)
16. Bertawakkal
setelah berusaha
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
"Kalau sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, tentu Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana
burung yang diberi rezeki; berangkat dengan perut kosong dan pulang dengan
perut kenyang." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan
Hakim, Tirmidzi berkata, "Hasan shahih." Hadits ini dishahihkan pula
oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 5254)
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa
sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah Haditsiyyah
Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam Liabhatsil Qur'ani was Sunnah), Mausu'ah
Usrah Muslimah (www.islam.aljayyash.net), Untaian Mutiara Hadits (Marwan bin Musa), dll.
No comments:
Post a Comment